DPR Dukung Penyelesaian konflik Separtisme di Srilangka
DPR mengapresiasi positif penyelesaian persoalan separatisme yang terjadi di Srilangka. Pasalnya konflik separatisme telah berlangsung puluhan tahun dan sangat mengganggu perekonomian negara Srilangka dan kawasannya.
"Sebagai pimpinan DPR kita mendukung negara tersebut semakin aman dan damai dan kita senang sekali Srilangka dapat menyelesaikan persoalan keamanan terkait separatisme dinegaranya," ujar Ketua DPR Marzuki Alie saat menerima Menteri Hukum Srilangka Rauf Hakeem di sela-sela acara organisasi kerjasama negara Islam /OKI (PUIC), Palembang, Minggu sore, (30/1).
Marzuki mengatakan, meskipun Srilangka tidak masuk anggota PUIC namun seringkali kedua negara memperjuangkan agenda parlemen kedua negara di IPU, "kita sering menyuarakan semangat yang sama dalam forum tersebut dan kita juga ingin berusaha meningkatkan hubungan dengan yang Srilangka dalam berbagai hubungan parlemen seperti pembentukan GKSB dengan srilangka,"paparnya.
Menurutnya, melalui pembentukan itu diharapkan dapat membangun komunikasi diplomasi parlemen dalam rangka meningkatkan hubungan kedua negara.
Dia menambahkan, Indonesia dan Srilangka memiliki hubungan yang panjang, kurang lebih 60 tahun telah terjalin kerjasama antar kedua negara dalam berbagai bidang. "Hubungan bilateral antar pimpinan dewan, dan pemerintahan cukup strategis dalam meningkatkan berbagai aspek kehidupan ekonomi, perdagangan dan investasi selama ini,"katanya.
Indonesia, jelas Marzuki, menginginkan organisasi PUIC semakin semakin besar dan efektif serta memberikan manfaat bagi anggotanya. "Kita ingin meyakinkan dunia internasional bahwa negara islam dapat menjalankan demokrasi. Kita harapkan Srilangka dapat terlibat dan menjadi peninjau didalam sidang PUIC ini,"jelas Presiden PUIC.
Sementara delegasi Indonesia, Ate Sugandi (F-PD) mengharapkan semakin terjalinnya kerjasama perdagangan antar kedua negara yang berdampak pada pertumbuhan investasi kedua negara. pasalnya semakin kondusifnya keamanan di Srilangka secara otomatis diharapkan dapat meningkatkan roda perekonomian di negara itu. "kondisi sekarang beda sekali dibandingkan tahun 2008 dimana saat itu banyak sekali check point keamanan ketika masuk bandara, sekarang pada tahun 2011 sudah tidak terlihat penjagaan keamanan yang mencolok.
Seperti kita ketahui, pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei 2009 mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran. Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnik paling lama dan brutal di Asia yang menewaskan korban dari berbagai pihak. (tim parle) foto:iw/parle